Our social:

Thursday, 22 September 2011

Jejeringan


Sudah beberapa hari terakhir ini, kota Jambi bersolek dengan cantiknya untuk menyambut kedatangan rombongan Presiden Republik Indonesia. Gak tanggung-tanggung, kali ini Pak Presiden akan berkantor di Jambi selama tiga hari...horeeeee.... *proud to be the citizen of Jambi* Nah, salah satu agendanya, tadi malam, Presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dianugrahi gelar kehormatan adat Melayu Jambi "Sri Paduko Maharajo Notonegoro" dan Ibu Ani Yudhoyono mendapatkan gelar "Karang Setio". Seru deh, aku, si Mas, Abang-Abangku, Ipar dan para Sepupu, rame-rame ke gedung lembaga adat buat menghadiri acara penganugrahan tersebut. Senang banget ngeliat yang datang semuanya berpakaian adat Jambi, plus diiringi suara kompangan, rasanya seperti menghadiri acara di masa kejayaan kerajaan Melayu Jambi di masa lampau. Pokoknya meriah deh!

Anyway, yang paling hepi tentu Papa-ku, sekarang bisa bernafas lega karena acaranya berjalan lancar. Waktu aku nemanin beliau sarapan, senang deh dengar Papa cerita detail acaranya dengan wajah berseri-seri...hihihihi... aku dan si Mas pun ikutan hepi, karena selama beberapa Minggu terakhir ini, aku dan si Mas kebagian sibuk juga, mulai dari jadi tukang nyiapin teh tarik kalo Papa rapat di rumah sampe tengah malam, jadi supir kalo Papa menghadiri rapat mendadak, sampe jadi tukang buka tutup pagar rumah karena kalo pulang rapat, gak jelas jam berapa. Nah, setelah sarapan tadi, aku jadi pengen bikin makanan khas Jambi kesukaan Papa buat makanan sore-nya hari ini, namanya Jejeringan.

Abis acara, mejeng dulu di tangga...hihihihi....

Penganan ini lumayan populer di kampung Papa di Matagual. Nama "Jejeringan" sendiri cukup lucu. Jejeringan (e-nya di baca seperti kata "kelapa"), berasal dari kata "Jering" yang bahasa Jambi artinya jengkol. Jadi kata Je-jering-an maksudnya jengkol-jengkolan...hehehehe... padahal tidak mengandung, berasa maupun mirip jengkol sama sekali lho *whueeek!*. Mungkin di sebut begitu karena bentuknya yang kecil-kecil. Kalo di rumahku, jejeringan ini paling sering muncul di bulan puasa, seperti kolak yang menemani saat berbuka, tapi kadang juga ada di hari biasa buat nemanin minum sore.

Waktu aku kecil dulu, di rumah kami banyak saudara dan keponakan Papa dan Ibuku yang tinggal di rumah. Bibi-Bibiku itu kalo sore suka ngumpul buat nyipin makanan sore, dan aku kecil paling suka kalo mereka bikin jejeringan ini. Suka deh ngeliat mereka membulat-bulatkan adonan, menekan tengahnya, lalu di susun diatas nampan bulat yang besar. Nampan yang semula kosong, jadi penuh sama jejeringan yang baru di bentuk. Biasanya aku suka ngerecokin para Bibi-ku dengan ikut-ikutan ngebuletin, tapi gede-gede banget, jadi malah menambah kerjaan mereka aja mesti ngebulatin ulang...hahahaha...

Pada dasarnya, makanan ini sederhana banget. Hanya adonan tepung beras, yang dimakan dengan kuah kolak (santan + gula merah). Pembuatannya juga mudah, tinggal gunakan aja resep membuat kuah kolak andalan, jadi deh. Yang gak mudah, ya ngebentuknya satu persatu. Lumayan menghabiskan waktu. Tadi aku bikin di ruang makan dengan pintu terbuka dan angin semilir...duuuh...hampir aja aku ketiduran di meja saking bosennya *heehee*, padahal aku bikinnya dikit lho. Jadi ngerti deh kenapa dulu para Bibi di rumah selalu bikinnya rame-rame. Lha, adonan yang mesti dibuletin ada sebaskom coy!....hihihihi...

Aku sendiri ngerasa makin sering bikin, makin cepat membuatnya. Aku ikut cara salah satu Bibiku (lupa Bibi yang mana) membentuk adonan setiap kali membuat jejeringan. Caranya, adonan di bentuk memanjang, lalu dipotong dengan tangan dengan jarak yang sama, baru deh dibulat-bulatkan. Dengan cara ini, ukurannya jadi lumayan sama dan memang lebih cepat. O ya, lupakan saja kalo kepengen bentuknya yang benar-benar sama, karena emang gak bakalan..hihihihi... setelah di bulat-bulatkan, tekan bagian tengahnya dengan jari untuk membuat kawah mungilnya. Setelah dibentuk, setiap biji jejeringan, harus di susun di wadah (jangan menumpuk) karena adonan akan lengket dengan yang lainnya.

Untuk cara pembuatannya, ada yang adonan tepung berasnya langsung di masukkan ke dalam kuah dan di masak bersama. Kalo aku caranya beda, karena aku suka ragu adonannya udah matang apa belum, maka di masak terpisah. Jejeringannya dimasukkan kedalam air yang hampir mendidih, lalu adonan yang mengapung aku angkat dan tiriskan. Setelah itu, baru deh aku nyiapin kuahnya. Naaah...saat kuahnya mulai mendidih, baru aku masukkan jejeringan yang udah matang tadi. Tunggu beberapa menit, angkat, jadi deeh....

Ini resepnya ya....


JEJERINGAN
Camelia


Bahan Jejeringan :

150 gr tepung beras
100 ml air (sesuaikan)
1/2 sdt garam
air untuk merebus

  • Larutkan garam dengan air. Dalam wadah, campur tepung beras dengan larutan air berlahan-lahan hingga rata dan menjadi adonan yang licin dan dapat di bentuk.
  • Buat bulatan kecil (lk. diameter 1 cm), tekan di tengahnya dengan jari sehingga membentuk kawah kecil. Susun di atas nampan/wadah. Usahakan adonan tidak saling menempel ataupun menumpuk.
  • Panaskan air hingga hampir mendidih, masukkan adonan yang telah di bentuk berlahan-lahan. Setelah adonan mengapung, angkat, tiriskan dan sisihkan.
Bahan Kuah :

800 ml santan sedang
150 ml gula merah sisir halus
50 ml gula pasir (sesuaikan dengan manis yg di kehendaki)
1 lbr daun pandan, sobek-sobek, ikat.

  1. Dalam panci, tuang santan, masukkan daun pandan, gula pasir dan gula aren yang telah di sisir. Panaskan sambil di aduk hingga gula larut.
  2. Ketika mulai mendidih, masukkan jejeringan yang telah di siapkan tadi, aduk. Biarkan selama beberapa menit, lalu matikan api. Sajikan.


Saat lagi duduk-duduk sebelum bikin jejeringan, eeeh...si Mas nongol pakai baju kaos pemberian kak Ika beberapa hari lalu. Hum...gambarnya pas banget sama postinganku kali ini. Jadi ada ide nih buat bagi-bagi kaos seperti ini buat teman-teman yang udah meluangkan waktu baca blogku. Waktu aku cerita ke si Mas, beliaupun setuju, bahkan nurut aja waktu aku foto-foto buat jadi model kaosnya...hehehehe... setelah berfikir seharian (lebayyyy...boro-boro mikir!...hahahaha), aku nyiapin 10 lembar baju kaos seperti yang di pakai si Mas tadi.

Tapiiiii......

Gak seru juga ya kalo hadiahnya baju kaos doank, tapi gak ada the best of Jambi yang bisa di icip-icip, kurang brasa gitchuu.... Jadii...aku tambahkan juga deh teh dan kopi Jambi. Kopi AAA (100gr) yang memang udah jadi bagian dari keseharian masyarakat Jambi dan teh Kajoe Aro (25 bags) yang berasal dari pohon teh peninggalan Belanda dan tumbuh di dataran tinggi pergunungan Kerinci. Cukuplah buat nemanin cemilan pagi ataupun sore hari.



Caranya gampang koq :

Tinggal jawab pertanyaan yang di berikan di comment box postingan ini. Formatnya seperti ini :

Nama :
email :
ukuran kaos :
Jawaban pertanyaan :

Apa bila tidak menyertakan data lengkap diatas, dianggap gak ikutan yaaa....

Pertanyaannya adalah :

Di saat menghadiri acara adat tradisional berbagai suku di Indonesia (baik perkawinan, khitanan, kematian...etc), bagian apa sih yang paling menarik perhatian mu? Adat mana dan mengapa? sharing donk!

Karena comment di blog ini di moderated, cukup klik satu kali aja. Kalo ada 2 atau lebih, nanti akan diambil satu dan yang lainnya akan di hapus. Setiap comment akan di beri nomer sesuai urutannya di blog dan di tunggu hingga hari Senin, 26 September 2011 hingga jam 24.00. Pemenangnya akan di tentukan dengan cara diundi melalui random.org, pengundian akan dilakukan 10 kali untuk mendapatkan 10 orang pemenang. Hasilnya akan di umumkan di blog ini hari Selasa, 27 September 2011. So...stay tune!

PS :
  • Hanya berlaku untuk pengiriman dengan alamat di Indonesia, apabila pemenangnya berada di luar Indonesia, silahkan kirim alamat kemana hadiahnya mau di kirimkan di Indonesia...biasa, supaya daku gak dilanda bokek berat setelah bayar ongkos kirimnya..hihihi....
  • Untuk ukuran kaosnya tersedia ukuran S, M, XL, XXL, XXXL
  • Warna tidak dapat di pilih dan tergantung persediaan
  • Gambar kaos juga tergantung persediaan (kalo gak salah gambarnya ada yang pake masker dan ada yang gak, jadi apa yang ada aja nantinya, yang penting ukurannya ya).

Have fun and good luck!
*big big hug*





0 comments:

Post a Comment